Traveling tentu akan menyisakan kesepian dan ketiadaan arti tanpa kehadiran musik yang menemani perjalanan laut, gunung, sabana, atau udara. Atau memang terkadang sebuah perjalanan justru berawal dari musik yang menginspirasi. Beberapa genre musik selalu saja berhasil menggambarkan cerita perjalanan yang mengesankan, Folk salah satunya. Dimana saat ini begitu banyak musik folk karya anak negeri yang hampir keseluruhannya mengemas apik dalam album indie. Berikut 10 Inspirasi Lagu Perjalanan Folk & Travel yang disarankan terdafatar dalam mp3 player saat traveling:
-
Dialog Dini Hari – The Road
Dadang yang dulu lebih dikenal sebagai gitaris grunge band asal Bali (Navicula) mencoba peruntungan baru bersama side project Dialog Dini Hari. Sentuhan musik cadas dan penuh alunan distorsi terasa lenyap saat mendengarkan Dialog Dini Hari. Dengan membawa genre folk, Dadang dkk memberi warna baru blantika musik Indonesia. Lirik yang disuguhkan sedikit banyak berbicara tentang cinta, kritik sosial, dan perjalanan.
Single The Road bercerita tentang hitam putih dunia yang ia temui di dalam perjalanan. Rasa jenuh dan bosan akan dunia yang begitu – begitu saja membawanya terus melangkah. Hingga akhirnya ia dapat belajar dari perjalanan itu. Tentang cinta, tentang hidup, dan tentang kebebasan.
Baca Juga: Hadir Utuh Dalam Perjalanan
-
Littlelute – Berlibur ke Poznan
Mungkin memang belum terlalu banyak orang mengenal Littlelute. Band satu ini berasal dari Bandung dan berdiri di tahun 2013. Mereka aktif berpartisipasi pada festival – festival musik seperti pada Folk Music Festival di Malang, Jawa Timur. Band satu ini terbilang unik dengan fashion style yang dikenakan setiap personil nya. Dan dari segi musikalitas Littlelute juga mencoba menggabungkan beberapa musik etnik dari beberapa budaya lain di dunia.
Dalam single Berlibur ke Poznan, penulis yang juga pemetik ukulele ini bercerita tentang kerinduan berjumpa kedua sahabatnya di Poznan, yaitu Maria dan Kasia.
Meskipun obyek lebih banyak berbicara tentang Poznan, ia tidak memimggalkan sisi nasionalisnya. Terdengar dalam penggalan lirik, penulis menyisipkan kata Gado – Gado yang mana adalah makanan asli khas nusantara.
Baca Juga: Merayakan Sahabat Di Curug Pulosari
-
White Shoes and The Couples Company – Vakansi
Siapa tak kenal White Shoes and The Couples Company? Folk Jazz band asal Jakarta satu ini bagiku adalah band yang 100% Indonesia. Bagaimana tidak? Musikalitas yang mereka usung berkiblat pada soundtrack – soundtrack film Indonesia di era 70 an. Lirik yang mereka tulis 90% juga berbahasa Indonesia dengan sentuhan sastra – sastra lawas. Ditambah gaya busana yang juga khas Indonesia era 70 an. Beberapa lagu daerah dari pelosok negeri sering mereka bawakan di atas panggung.
Kali ini Vakansi bercerita tentang kejenuhan seseorang pada rutinitas pekerjaan yang membawanya pada suatu perjalanan alam yang indah.
Baca Juga: Kembali Dari Kehilangan
-
White Shoes and The Couples Company – Berjalan Jalan
Masih dengan White Shoes and The Couples Company. Kali ini dengan single Berjalan – Jalan mereka bercerita tentang perjalanan jauh mengelilingi nusantara. Ketidakpuasan membawanya menuju Amerika, Jepang, Kanada, Hongkong, Jerman, hingga Thailand. Namun perjalanan luar negeri dirasa tak seindah di Nusantara. Perjalananpun dilanjutkan menuju Sumatra, Jawa, Kalimantan hingga Papua yang berujung di Pulau Dewata.
Baca Juga: Ijinkan Aku Pulang
-
Endah N Rhesa – Liburan Indie
Bukan Endah N Rhesa namanya jika tidak memilih jalur Indie. Sepasang kekasih jebolan rock band ini memulai project barunya di tahun 2004 dengan album pertamanya “The New Beginning”. Aroma Folk bertema perjalanan sangat tercium di album mereka yang bertajuk “Look What We’ve Found” dengan musikalisasi dan lirik yang menggambarkan alam pantai, gunung, dan hutan. Sementara Liburan Indie sendiri rilis pada tahun 2012.
Dalam lagu ini mereka lebih banyak berbiara tentang keseruan menikmati liburan dengan musik – musik indie. Mereka juga menyisipkan banyak nama musisi indie di dalam liriknya seperti Sir Dandy, Mocca, Efek Rumah Kaca, hingga White Shoes and Couples Company.
Baca Juga: Puisi Fajar Untuk Sahabat
-
Float – Ke Sana
Indie Band yang lebih dulu berkarya daripada mementingkan nama ini merilis single pertamanya di tahun 2004. Float memang beda, band yang memiliki banyak cerita ini memiliki khas di setiap bait lagunya.
Dalam single Ke Sana, Float bercerita tentang tempat lain yang dirindukan. Tempat yang sangat menenangkan dengan pelukan – pelukan dan daun nyiurnya.
Baca Juga: Kebangkitan Nasionalisme Di Bajra Sandhi
-
Banda Neira – Langit Dan Laut
Duo band yang meresmikan diri bubar di penghujung 2016 ini memang sangat kontroversi. Dari musikalisasi yang berani berbeda dari kebanyakan band lainnya, hingga lirik – lirik lagu yang sangat puitis dengan makna yang mendalam.
Beberapa puisi karya Chairil Anwar dan Subagyo Sastrowardoyo dibawakan dengan sangat baik. Dengan sentuhan musik yang pas membuatnya semakin penuh dengan makna.
Dalam lagu Langit dan Laut, Rara dan Ananda bercerita mengenai kisah cinta dengan menggabungkan sisi alam yang kerap ditemui dalam perjalanan.
Baca Juga: Pura Yang Luhur Dan Gunung Agung
-
Banda Neira – Berjalan Lebih Jauh
Masih dengan Banda Neira yang karya nya tak pernah usang. Kali ini dalam lagu Berjalan Lebih Jauh mereka mencoba mengajak pendengar untuk lebih bersemangat di dalam perjalanan. Musik yang ditawarkan pun berbeda dari biasanya. Petikan gitar bernada minor tidak terdengar di dalam lagu ini.
Lagu yang lebih bersemangat dan lirik yang sangat membangun sangat pantas masuk dalam list 10 Inspirasi Lagu Perjalanan.
Baca Juga: Senja Di Taman Pembaca
-
Fourtwnty – Puisi Alam
Tidak jauh berbeda dari Banda Neira. Fourtwnty yang telah sukses menggarap soundtrack film Filosofi Kopi 2 ini juga menampilkan konsep duo. Sebuah kesuksesan yang tentu patut dibanggakan mengingat usia mereka yang masih sangat muda.
Karya yang mereka suguhkan pun bisa dikatakan di atas normal untuk usia semuda itu, 24 tahun tepatnya. Lirik – lirik yang sangat puitis dibalut dengan permainan gitar Nuwi yang sederhana membuatnya begitu mudah masuk di telinga masyarakat Indonesia.
Di dalam Puisi Alam, Ari sang vokalis berdialog tentang alam yang tak berpenghuni. Hanya keheningan di tempat yang tak terjamah.
Baca Juga: Senja Untukmu Perempuanku
-
Silampukau – Malam Jatuh Di Surabaya
Masih kembali dengan konsep duo band, kali ini Silampukau yang menjadi kebanggaan masyarakat Surabaya. Tak banyak yang bisa aku tuliskan tentang kekagumanku pada band fenomenal satu ini. Terlalu luar biasa untuk hanya dituliskan saja.
Baiklah, Silampukau hingga detik ini masih menempati sebagai band terjujur setelah Iwan Fals dan Franky Sahilatua dalam penggalan lirik – liriknya.
Mereka banyak mengangkat kehidupan masyarakat Surabaya dalam karyanya. Dimulai dari musik yang sederhana, hingga lirik yang apa adanya.
Dalam lagu Malam Jatuh Di Surabaya, Silampukau terasa seperti menarik langkah untuk menjejakkan kaki dan menikmati kesederhanaan – kesederhanaan Kota Surabaya.
Baca Juga: Makrifat Mangku Sakti
Itulah 10 inspirasi lagu perjalanan yang dapat menemani langkah dalam menemukan arti. Usulan mengenai folk song bertema perjalanan lainnya silahkan ditulis di kolom komentar.
12 Comments
hani
Agustus 8, 2017 at 5:34 PMbanda neira- yang patah tumbuh yang hilang kembali
folkandtravel.com
Agustus 8, 2017 at 5:37 PMHi Hani, thanks ya rekomendasi nya. Boleh dong ceritanya soal lagu itu dengan perjalanan 🙂
Johanes Anggoro
Agustus 27, 2017 at 6:17 PMEntah mengapa lagu indie sekarang ini di identikkan dengan perjalanan. Nada ataupun liriknya terasa pas untuk menemani perjalanan. Meskipun lagunya bukan menceritakan perjalanan 😀
Salam kenal mas Gilang. Blognya keren. Ijin follow yak 😀
folkandtravel.com
Agustus 27, 2017 at 6:35 PMBetul sekali mas Anggoro, terutama yang menamakan genre mereka Indie Folk ya hehehe. Beberapa Indie Metal dan Rock di Indonesia saat ini sepertinya masih idealis dengan lirik2 berbau resistensi dan kritik2 sosial.
Salam kenal kembali mas Anggoro 😀
Johanes Anggoro
Agustus 28, 2017 at 10:30 AMNostreess band asal Bali juga banyak yg berisi kritik sosial, terutama soal lingkungan.
folkandtravel.com
Agustus 28, 2017 at 12:09 PMBetul sekali mas, band yang masih terbilang baru juga di blantika Indie Indonesia. Tapi karyanya sudah tidak bisa dihitung dengan jari lagi. Sebenarnya di Bali sendiri banyak banget band2 Indie yang khusus mengusung lirik2 berbau kritik sosial dan lingkungan.
Rifqy Faiza Rahman
September 7, 2017 at 1:37 AMSaya malu sekali sampai sekarang belum pernah mendengar lagu-lagu tersebut. Terima kasih atas referensinya, segera saya cari dan dengarkan 🙂
folkandtravel.com
September 7, 2017 at 12:47 PMMas Rifqy, ini hanya tentang musik yang sangat nyaman singgah di telinga saya. Mungkin selama ini Mas Rifqy lebih banyak dengan genre rock kali ya hehehe, jadi playlist di atas ga ada di list mas Rifqy. Silahkan dicoba mas, barangkali musiknya bisa singgah juga di telinga mas hehehe
Abim
September 7, 2017 at 5:52 AMAsheiikk juga neehh playlistnya…., mantap… Float, emang wajib ada di playlist perjalanan…
folkandtravel.com
September 7, 2017 at 12:49 PMMemang selera telinga kita selalu sama kayaknya bray. Dari mulai pandai besi dan ERK jaman dulu juga kita udah samaan hahaha
Jangan Berkemah Di Kawasan Karang Boma Uluwatu Bali
September 17, 2017 at 5:32 PM[…] Baca Juga: 10 Inspirasi Lagu Folk Tentang Perjalanan […]
deni oktaviano
Desember 6, 2018 at 3:54 PMmakasih admin artikelnya sangat membantu
Gilang Kayana
Januari 14, 2019 at 6:22 PMHai, sama – sama cak Deni hehehe
Bertenang Diri di Air Terjun Banyumala Desa Wanagiri Singaraja
Agustus 5, 2020 at 9:03 AM[…] Baca Juga: 10 Rekomendasi Lagu Perjalanan […]