“Langkahku tak mengenal jauh, ataupun dekat. Ia selalu berjalan seturut Cinta memanggilnya.” Pagi ini benar – benar tak mampu ku mengerti. Tak henti – henti ia bercanda dengan hati yang tenang, singgah di dalam tubuh yang enggan melangkah. Langit sembilan wita mendung, tak kulihatnya lagi burung – burung gereja bermain bercanda lucu di depan teras kamar. “Aku tak kemana – mana,” ucapku lirih dalam kepala. Angin di dalam terhembus kencang, membawa sisa – sisa bayangan tanah luhur…
Negeriku Indonesia
-
“Allahuakbar! Allahuakbar! Assalamu’alaikum, siapa namamu? Darimana asalmu? Allahuakbar!,” lantang suara seorang berbusana thawb (busana adat Arab) praktis dengan surban yang menutup seluruh pundak dan dadanya. Tak lupa, juga dengan hitam jenggot…
-
“Dunia urung puas merusak manusia,” katamu beberapa bulan lalu. Tapi tegaklah ke langit luas manisku, biru lazuar berbinar tersenyum kepadamu.. Sore itu jenuh. Dinding dan atap begitu angker untuk sekedar…
-
“Jalanan setapak dan selicin ini tak mungkin kulalui lagi. Ah apalagi kabut terlalu tebal menutup sorot lampu kendaraan.” Gelap itu benar – benar sunyi, seperti tak ada satupun rumah berpenghuni. Hanya…
-
Sore itu, pekan yang telah memasuki akhir kesibukannya terasa memadati jalanan Kota Denpasar hingga Pantai Kuta. Riuh derap langkah wisatawan, gamelan yang melengking nyaring di banjar – banjar, dan masyarakat lokal…