“Dunia urung puas merusak manusia,” katamu beberapa bulan lalu.
Tapi tegaklah ke langit luas manisku, biru lazuar berbinar tersenyum kepadamu..
Sore itu jenuh. Dinding dan atap begitu angker untuk sekedar aku berkata cinta. Nalarku tak lagi mampu berkata – kata.
Dan kau. Kau pun hanya terdiam, dan demi setan aku tak pernah tau apa yang terpikirkan. Hingga sekarang.
Dan juga senja. Ronanya begitu menggoda untuk kubawa engkau sesekali saja bercengkerama dengan jingganya.
Bukan Uluwatu dan ombak dahsyatnya, atau Waterblow Nusa Dua yang menggoda dan meregang nyawa.
Ini segara yang sederhana saja, Pantai Jerman namanya. Bukankah ia cukup bersahaja?
Setidaknya kau lihat, sudah semestinya segara begini adanya. Bukan hanya pemandangan hijau botol bir dan musik elektrik yang aku tak mengerti.
Turis – turis pun juga tak terlihat berminat dengan kesederhanaan seperti ini. Mari kita nikmati saja berdua.
Lihat penangkap ikan itu, begitu mesra mengangkat jaring dengan tariannya. Kulitnya legam, buah cinta surya semesta sepertinya.
Di ujung sana telah kau saksikan pesawat mendarat dengan lembut dan indahnya.
Di belakangmu juga telah kau lihat, puluhan pemuda gereja bersaksi di atas pasir atas Cinta oleh Tuhannya.
Pasir putih yang kau duduki ini, coba rasakanlah..
Ia mencintaimu, lembut dan hangatnya senantiasa melepas semua yang yang menghambat sistem peredaran darah. Melemaskan setiap otot yang penat oleh benci yang kau rasakan.
Bukankah ini cinta?
Perhatikan lagi Pantai Jerman ini, ia berbicara kepadamu. Bahwa dunia tak melulu tentang duka rohingya, bukan hanya tentang palestina, atau Ahok yang terpenjara.
Atau hal – hal lain yang tak bosan – bosannya disuguhkan media.
Sayangku..
Tuhan yang pernah kau deskripsikan hanya tentang kebaikan, dan kejahatan hanya milik setan. Ia menebarkan benih cinta yang tak terhingga di dunia, meski terpinggir dari awak media.
Pantai Jerman telah sedikit banyak bercerita, dengan senja nya yang merayu jingga. Dunia bukan hanya tentang yang terkabar oleh media.
Maka berjalanlah, temukanlah cinta.
14 Comments
Abim
September 10, 2017 at 11:27 AMSedhaaaap. Romantis amat broo
folkandtravel.com
September 10, 2017 at 6:31 PMSesekali ngerayu beroooh hahahaha
Fathir Achmad
September 10, 2017 at 12:18 PMKeren bro 👍👍
folkandtravel.com
September 10, 2017 at 6:31 PMTerimakasih bang Fatir 🙂
Gabby
September 11, 2017 at 8:24 PMBagus sekali karyanya Mas Folk and Travel…
folkandtravel.com
September 11, 2017 at 8:28 PMOh ya? Terimakasih banyak Ibu Gabby. Penulisan ini juga tidak terlepas dari peran ibu Gabby yang telah banyak menginspirasi saya untuk menulis.
Yokhanan Prasetyono
September 12, 2017 at 6:26 PMAsyeeem… Tiap kali membaca tulisan mas Gilang ini perlu “jiwa” seorang Rangga yang gemar berpuisi dengan tutur bahasa romantis dengan kalimat ribuan purnama-nya. Ini diluar kebiasaan saya pemuja segala kepraktisan 🙂
Saya seketika membayangkan menikmati tulisan ini dengan mengganyang sepiring semar mendem dengan guyuran kuah santan diatasnya – ditemani segelas wedang uwuh.
Co cwit sekali, mas… Hehehehe
folkandtravel.com
September 12, 2017 at 10:28 PMYaampun mas Yo, saya lho cuman bocah nyoba berceloteh. Kebetulan aja senja nya romantis, jadi ya kebawa hahahaha.
Makasih ya mas Yo, udah selalu luangin waktu buat baca berlarik-larik celotehanku hehehe.
Wedang uwuhnya jgn lupa disajikan di gelas lawas warna ijo itu ya mas. Yang kalo pas bersentuhan sama sendok suaranya gelondangan hehehehe
Yokhanan Prasetyono
September 13, 2017 at 8:36 PMMas, iku gelas kaleng atau kaleng kerupuk kok glondangan? Hahahaha…
folkandtravel.com
September 13, 2017 at 8:46 PMIki lho mas, opo yo kae jenenge, sik warnane koyo seragam abri kae lho hahahaha
devi
Desember 24, 2017 at 9:10 PMAku suka….aku suka…, dan ini adalah sisi lain dari seorang mas gilang yg baru aku tau…
Gilang Kayana
Januari 14, 2018 at 11:13 PMHehehe terimakasih teh Devi. Kapan singgah ke Bali lagi?
shirley
Februari 11, 2018 at 12:15 AMkereeennn……
maka berjalanlah..temukan cinta…..
Gilang Kayana
Februari 14, 2018 at 10:16 AMBukan cinta di pinggir jalan ya mba hehehe
Pantai Jerman – mediapediadotblog
April 6, 2020 at 1:18 AM[…] View Image More Like This […]