Awal pembuka tahun 2018 aku masih merasa begitu muda, jiwa bocah riang masih mengiring langkahku untuk senantiasa berkelana. Sama seperti yang biasa kulakukan sebelum sibuknya pekerjaan menyita waktu dan harapku belakangan ini. Sudah terlalu lama tanpa kelana, apalagi untuk menulis cerita. Hingga pada akhirnya suntuk justru mengajakku bepergian menyapa alam: Pantai Nyang Nyang.
Pantai Nyang Nyang terletak di Desa Pecatu, Kabupaten Badung, tak terlalu jauh dari tempat dimana aku tinggal. Mungkin sekitar 30 menit ditambah macetnya jalanan di sekitaran Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana.
Ini bukan kali pertama kunjunganku di Pantai yang masih sangat perawan itu. Sebelumnya di tahun 2015 aku pernah berkunjung bersama sahabat yang tak lama ku kenal melalui group pecinta alam di Facebook. Kunjungan pertama itu begitu menakjubkan, sebanyak kurang lebih 600 anak tangga dengan kemiringan dan tingkat kelicinan yang ekstrim sempat meragukan langkahku. Tapi semua terbayar dengan keperawanan pantai yang begitu indah, juga rerumputan hijau asri yang memisahkan bibir pantai itu terasa memulihkan lelah.
Baca Juga: Manunggal Di Teluk Ijo
Kali ini aku berkesempatan kembali berkunjung bersama sahabat penggemar berat Jason Ranti dan Foutwnty, sahabat yang juga baru kukenal di lingkungan kerja nan penuh drama. Sebut namanya Krisna.
Beberapa kali kami terlibat diskusi tentang kemana kami akan pergi, sebelum akhirnya berita tentang dinobatkannya Pantai Nyang Nyang sebagai pantai terbaik dunia versi CNN menimbulkan penasaran yang teramat untuk berkunjung kembali.
Baca Juga: Lawang Sewu Bukan Rumah Hantu
Sore itu sebelum Ashar kami pun berangkat. Beberapa bekal seperti botol air minum juga telah kami siapkan, mengingat pada pengalaman pertama aku cukup terengah – engah menuruni dan menaiki anak tangga yang licin dan curam di Pantai Nyang Nyang.
Jalur yang kami pilih pun sedikit berputar menjauh melalui Simpang Dewa Ruci dikarenakan sedang ada perbaikan jalan di sekitaran bandara, tepatnya jalur dari bandara menuju Uluwatu. Kemacetan memang tak terelakkan sepanjang perjalanan itu. Perjalanan baru terasa lega setelah melewati Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana yang memang terkadang lengang di hari kerja. Kami terus berjalan di atas aspal menuju jalur Pura Uluwatu.
Baca Juga: Merayakan Persahabatan Curug Pulosari
Rupanya orang – orang kini semakin dimudahkan mengunjungi Pantai Nyang Nyang, kemungkinan untuk tersesat itu sangat sedikit melihat kini sudah ada signboard jalan menuju Pantai Nyang Nyang di pinggir jalan sebelum Pura Uluwatu. Tanda seperti ini tak kutemui di kunjungan pertamaku dulu, yang mengharuskan aku beberapa kali tersesat dan bertanya pada warga setempat yang tak semuanya tau tentang Pantai Nyang Nyang. Tapi apalah arti perjalanan tanpa tersesat? Toh dari ketersesatan itu melahirkan komunikasi dengan warga setempat yang di era saat ini sudah jarang ditemui. Alih – alih bertanya kepada manusia, Google sudah punya semua jawabannya.
Baca Juga: Berkemah Di Karang Boma
Setelah mengikuti tanda itu, kami tiba di sebuah halaman parkir yang luas. Halaman yang juga tak kutemui di kunjungan pertamaku, dulu hanya kutinggalkan kendaraanku di tengah hutan oleh karena akses yang tidak memungkinkan. Terlihat di sekitar telah berdiri warung – warung kecil yang menjual berbagai makanan, juga oleh – oleh khas Bali seperti kain pantai, kaos, hingga tas rotan yang sedang viral di Instagram.
Signboard yang menunjukkan jalan menuju pantai pun kini juga telah terpasang. Langkah kaki kami sudah siap menuruni ratusan anak tangga.
Beberapa langkah berjalan, aku terkejut bukan main. Sebuah tembok baru saja diruntuhkan! Hmm sebenarnya bukan tembok juga, ini merupakan batuan kapur yang tinggi, yang memang waktu itu menghalangi akses menuju Pantai Nyang Nyang, tidak salah jika pada kunjungan pertama aku diharuskan menuruni sebanyak 600 anak tangga.
Kini orang lebih mudah menyaksikan pantai indah mahakarya Tuhan. Kami juga tidak perlu lagi bersusah payah menuruni dan menaiki anak tangga curam dan licin. Hanya berjalan kaki biasa saja, keindahan itu sangat mudah ditemui.
Baca Juga: Nasionalisme Bajra Sandhi
Perubahan Pantai Nyang Nyang ini begitu nyata, seperti perubahan yang dirasakan masyarakat Papua sejak 2014 yang lalu hingga sekarang.
Dari Pantai Nyang Nyang yang tak dikenal, kini bahkan menjadi pantai terbaik di dunia. Dari Pantai Nyang Nyang yang sulit ditemukan, kini menjadi pantai yang sangat mudah dikunjungi. Dari Pantai Nyang Nyang yang sepi, hingga menjadi pantai yang berhamburan pengunjung dan juga sampahnya. Yah apapun bentuk perubahan di Pantai Nyang Nyang, semoga tidak menjadikan pantai seindah ini menjadi tempat sampah seperti yang terjadi di pantai – pantai lainnya.
3 Comments
Vibrators
Mei 24, 2019 at 2:28 AMLokasi: Pantai Nyang Nyang, Jalan Raya Uluwatu, Uluwatu, Bali. Koordinat di sini. Cara ke Sana: Gunakan mobil atau motor ke Jalan Raya Uluwatu hingga Anda melihat papan tanda jalan bertuliskan “Nyang Nyang Surfing Beach”. Parkir, lalu lanjutkan perjalanan Anda dengan berjalan kaki.
Ocit
Juli 7, 2020 at 10:49 PMAyo nulis lagi dong, Gil.
Gilang Khrisna
Juli 7, 2020 at 11:21 PMWaktunya belom bisa diajak kompromi, Cit haha
Bertenang Diri di Air Terjun Banyumala Desa Wanagiri Singaraja
Agustus 10, 2020 at 7:13 PM[…] Baca Juga: Sebuah Perubahan di Pantai Nyang Nyang […]