Rumi dalam syair nya pernah berkata:
Apa yang dapat aku lakukan, wahai umat Muslim?
Aku tidak mengetahui diriku sendiri.
Aku bukan Kristen, bukan Yahudi,
bukan Majusi, bukan Islam.
Bukan dari Timur, maupun Barat.
Bukan dari darat, maupun laut.
Bukan dari Sumber Alam,
Bukan dari surga yang berputar,
Bukan dari bumi, air, udara, maupun api;
Bukan dari singgasana, penjara, eksistensi, maupun makhluk;
Bukan dari India, Cina, Bulgaria, Saqseen;
Bukan dari kerajaan Iraq, maupun Khurasan;
Bukan dari dunia kini atau akan datang:
surga atau neraka;
Bukan dari Adam, Hawa,
taman Surgawi atau Firdaus;
Tempatku tidak bertempat,
jejakku tidak berjejak.
Baik raga maupun jiwaku: semuanya
adalah kehidupan Kekasihku
Serumit itulah ketika berhadapan dengan kolom dimana aku semestinya menuliskan tentangku. Bagiku ini hanya tentang kepantasan bagaimana semestinya penulis itu dikenal.
Tuhan di dalam sebuah kitab berfirman:
Aku berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku selalu bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam suatu kaum, maka Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkalmaka Aku mendekat padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari.
Jika Tuhan saja berada pada sangkaan manusia, tentu bukanlah sebuah keberanian untuk aku mendeskripsikan tentang diri.
Dan untuk itu lah aku berjalan, bertemu orang – orang, mencari arti hidup yang tak satu setan pun tau hingga aku bertemu diri. Dan pada saatnya aku akan berdeskripsi dengan sendiri.
Gilang Khrisna
E: gilangcahyakayana@gmail.com
P: +62 8 212121 6670